Monday, March 21, 2011

Penyebab Kegagalan

Anda tahu penyebab kegagalan Anda? Ya, setiap orang pernah mengalami kegagalan. Kemampuan memahami apa penyebab kegagalan Anda akan menjadikan diri Anda semakin cerdas dan bijak sehingga akan mampu berjalan kembali dengan lebih baik.

Untuk memahami penyebab kegagalan, diperlukan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Kita perlu menghindari pemikiran yang emosional sehingga tidak mampu menemukan penyebab kegagalan. Jika Anda tidak mampu menemukan penyebab atau akan permasalahan kegagalan Anda, maka Anda tidak akan mampu untuk memperbaikinya.

Artikel ini akan menjelaskan bagaimana menelusuri penyebab kegagalan, bahkan penyebab utama yang disebut dengan root cause sehingga jika kita bisa menemukannya dan mampu mengatasinya, kita akan berjalan lebih baik.
Hindari Penyebab Kegagalan Emosional

Perlu dipahami, Anda harus membedakan antara intuitif dan emosional. Intuitif bisa memberikan solusi, tetapi tidak dengan emosional yang sering kali hanya membela ego sendiri. Jika pikiran Anda fokus untuk membela ego sendiri, maka Anda akan selalu menganggap bahwa masalah ada di luar, termasuk ada di luar kendali Anda. Jika sebuah masalah berada di luar, maka kita tidak akan pernah bisa mengatasinya. Anda akan mengalami kegagalan yang sama terus menerus akhirnya Anda menyerah dan malas untuk berusaha lagi.

Contoh-contoh penyebab emosional diantaranya:

* menyalahkan orang lain
* menyalahkan kondisi
* menyalahkan peristiwa
* menyalahkan pemerintah
* menyalahkan saingan
* menyalahkan masyarakat
* menyalahkan takdir

Pokoknya, dia akan menyalahkan apa pun di luar dirinya. Jika masalah ada di luar Anda, maka Anda tidak akan bisa mengatasinya. Khusus untuk yang terakhir, menyalahkan takdir, ini akan menutup semua pikiran Anda untuk menemukan solusi. Toh, sudah takdir, apa pun yang dilakukan akan percuma.

Kalau kita tidak boleh mengalahkan apa yang ada di luar diri kita, apakah kita harus menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab kegagalan kita?

Mungkin banyak motivator yang mengatakan bahwa Anda harus menyalahkan diri sendiri secara mutlak.

Anda sulit menerimanya?

OK, jika Anda yakin masih ada faktor luar sebagai penyebab kegagalan, namun saya tetap mengajak Anda untuk tetap memulai memeriksa diri sendiri sebelum menyalahkan pihak luar. Ini akan memberikan pengalaman yang luar biasa, memberikan pelajaran, dan hikmah yang berharga dibandingkan Anda fokus menyalahkan pihak luar sebagai penyebab kegagalan Anda.
Ambilah Tanggung Jawab

Jika Anda ingin menjadi orang yang berpikiran maju, maka Anda harus mengambil tanggung jawab atas kegagalan Anda. Anda gagal karena Anda sendiri, karena kesalahan yang Anda lakukan.

Mari kita lihat, apa yang menyebabkan seseorang gagal?

Jawabannya adalah karena dia berhenti. Kata “berhenti” memiliki dua makna. Pertama berhenti bertindak untuk mencapai tujuannya. Kedua berhenti untuk menyesuaikan tujuannya dengan kondisi yang ada.

Saya rasa, Anda sudah paham dengan maksud yang pertama. Anda akan gagal jika Anda berhenti bertindak untuk mencapai tujuan Anda. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa seseorang berhenti bertindak?

Ada dua kemungkinan jawaban. Yang pertama karena dia tidak mengetahui apa lagi yang harus dilakukan. Yang kedua karena dia tidak mau lagi untuk bertindak. Namun jawaban pertama bisa digugurkan dengan seketika. Jika Anda tidak mengetahui apa yang harus Anda lakukan, maka seharusnya Anda mencari tahu. Berusaha agar Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan. Pertanyaanya adalah apakah Anda mau mencari tahu? Jadi intinya adalah kemauan.
Baru lagi nih saya posting. Kebetulan saya lagi browsing2 internet, dan saya menemukan artikel menarik di motivasiislami.com. Ini mengenai kegagalan. Kegagalan yang sering menjadi momok kita semua. Padahal tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan, dan tak ada kegagalan tanpa keberhasilan. Yang kita perlu rubah adalah pola pikir kita.. Artikel ini sangat membantu saya. Semoga ini juga bisa membantu yang lain. Enjoy and absorb at yout most comfortable space..

Jadi bisa kita simpulkan bahwa penyebab seseorang berhenti adalah karena sudah tidak ada kemauan.

Yang kedua, kadang, kita bisa berhenti karena memang kondisi yang tidak menguntungkan. Misalnya Anda memiliki tujuan untuk menjadi seorang PNS. Anda tidak berhenti untuk berusaha menjadi PNS dengan mengikuti ujian setiap tahun. Namun, Anda tetap gagal karena umur melewati batas syarat menjadi PNS. Dan Anda disebut gagal menjadi seorang PNS. Ya, Anda gagal menjadi seorang PNS jika Anda berhenti.

Anda memang tidak mungkin lagi untuk menjadi PNS karena umur sudah tua. Tetapi, Anda masih bisa menyesuaikan tujuan Anda dengan kondisi saat ini. Apa tujuan Anda sebenarnya menjadi PNS? Jika mau mengabdi kepada masyarakat, ada cara lain, meski Anda tidak menjadi PNS. Jika ingin mendapatkan pensiun, ada pihak ketiga yang bisa mengatur pensiun Anda. Pertanyaanya adalah apakah Anda mau menyesuaikan tujuan Anda? Ya, kembali kepada kemauan Anda sendiri.

Sunday, March 6, 2011

What is The Meaning of Gengsi?

Hmmm.. Saya mengetik ini di tengah-tengah cuaca bogor yang sedang hujan siang-siang. Sungguh suasana yang sangat nyaman kalau kita bisa menikmatinya. Kadang di tengah cuaca seperti ini saya merenung. Apa ya yang dilakukan oleh orang-orang di luar sana? Di kampung saya ini masih banyak anak-anak yang jadi ojek payung. Walaupun sudah tidak sebanyak dulu lagi. Mungkin gengsi ya? Hehehe..Saya suk tertawa sendiri mendengar kata ini. "Gengsi". Kata yang sangat akrab terutama di masyarakat kita.
Terus terang saya juga pernah mengalami sindrom ke"gengsi"an ini. Saya yang sering naik motor merasa kurang nyaman kalau naik angkot. Alasannya sebenarnya menggelikan. Saya tidak nyaman kalau duduk dempet-dempetan. Hahahaaa!! Padahal saya dulu kemana-mana naik angkot. Dan motor saya pun hanya Supra Fit yang kalau di jual harganya lebih murah dari laptop terbaru!! Hmm... Kadang kita suka melihat sesuatu lebih rendah dari kita dan kita "meninggikan" diri kita sendiri.
Contoh yang lebih besar bisa kita lihat pada kondisi masyarakat kita terutama kalangan terpelajar. Sering kita lihat yang sudah menggenggam gelar sarjana merasa "gengsi" kalau harus jualan. Merasa gengsi kalau tidak pake BB. Padahal kadang kita belum perlu-perlu amat. Yang parah anak SMA merasa ketinggalan jaman kalau hp-nya masih yang merek SE atau NOK. Maunya BB!! Sampai-sampai ada ekspatriat yang bingung kok hp bisnis dipake sama anak SMA. Hehhee..
Tapi saya tidak memukul rata ya itu cuma contoh saja kok. Kadang juga yang gengsi itu keluarga. Misalnya kita ingin merintis bisnis. Keluarga sering tidak setuju atau menakut-nakuti. Misalnya "Ngapain sih jualan mending kerja di bank "A". Atau "bisnis itu perlu modal. Kamu siap bayar utang?", dsb. Kalau dicerna lebih jauh sebenarnya itulah kondisi mental masyarakat kita. Kita lebih merasa nyaman dan aman bila kita kerja di sebuah kantor besar, dengan nama besar, dengan jabatan besar/tinggi, dibanding kita merintis dari nol, jualan pakai gerobak,atau kepanasan di atas motor.
Tapi itu pilihan kok. Saya menghargai teman-teman saya yang memilih menjadi karyawan. Karena memang semuanya kembali lagi kepada pilihan kita.
Saya juga dulu anti sama yang namanya MLM. Dan ketika saya bergabung di Avail saya tidak langsung aktif. Saya lebih ke arah menjual saja. Karena saya "gengsi" menawarkan ke orang lain untuk jadi member di bawah saya. Saya tidak suka dengan komentar orang yang bilang "Bisnis kamu MLM yaaaa..". Dan saya terpengaruh dengan kalimat "bisnis MLM itu bisnis rendahan".
Tapi setelah saya renungi, saya menyadari ternyata kegengsian itu berasal dari rasa "takut". Takut diomongin orang,takut ditolak, takut dicemooh, takut tidak dihargai, dll. Jadi terkadang rasa gengsi kita tidak berbeda jauh dari rasa ketakutan kita. Seiring berjalannya waktu saya banyak bertemu orang-orang yang sukses di MLM, baik di Avail atau di tempat lain, seperti DBS, Tupperware, K-Link, dsb,pandangan saya berubah. Kalau banyak yang sukses maka buat apa kita takut?? Memang banyak yang tidak berhasil di bisnis ini. Tapi itu bukan alasan, karena banyak juga kok yang tidak berhasil di bisnis konvensional. Banyak pengusaha atau toko yang gulung tikar tapi kita tidak tahu saja. Yang penting balik lagi ke tujuan kita. Kita mau sukses atau tidak? Lagipula di MLM investasi yang kita keluarkan tidak seberapa. Kalu mau hitung-hitungan modal, modal untuk MLM rata-rata paling tinggi itu hanya 5 Jutaan. Bayangkan 5 juta itu kalau mau buka toko apa cukup? dan 5 juta itu tidak langsung kok, karena kita bisa memulai investasi dari hanya ratusan ribu saja. Di Avail pun sangat murah. Daftar member cuma 60.000 perak. Dan minimal belanja dari satu bal yang harganya cuma 250 ribuan juga bisa. Gak ada modal juga buat belanja? Pinjam saja dulu stoknya ke upline kita!!!Kalau kita semangat dan sungguh-sungguh bisa langsung kita lunasi dalam waktu 2-3 hari.
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara kalau kita ingin sukses. Yang penting kita jauh-jauh deh dari namanya "gengsi". Jualan kita ditolak? Ahhh makin banyak ditolak itu sebenarnya mengasah skill dan kesabaran kita kok. Karena dibalik penolakan maka akan ada jalan yang mengantarkan kita ke penerimaan. Satu saja bekal kita: percaya!! Jadi Anda percaya atau tidak? Kalau saya sih PERCAYA!!!.
Dan saya ingat ucapan pak Mario Teguh: "Batas tertinggi penghasilan dari karyawan adalah gaji dari atas, tapi batas pengusaha hanya dirinya sendiri". Jadi mau jadi sebesar apakah diri kita? Kita yang menentukan sendiri. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi motivasi terutama buat saya yang menulisnya, hehehe... Semangat teruuuusss!!! SAY NO TO GENGSI!!!