Friday, April 8, 2011

Lowongan Kerja Tidak Akan Menghampiri Anda

Bagi Anda yang sedang mencari lowongan kerja, namun tidak kunjung datang. Baik Anda yang berhenti bekerja karena kena PHK atau memang baru mencari lowongan kerja. Menanti sebuah lowongan kerja, menjadi sebuah pekerjaan yang membuat kita stress, dimana perut lapar tidak mengenal kompromi. Tagihan-tagihan pun tidak mau tahu apakah Anda bekerja atau tidak.

“Sudah lulus kuliah? Kerja dimana?”

Ini juga pertanyaan yang cukup mengganggu bagi para lulusan perguruan tinggi. Tuntutan masyarakat terhadap lulusan perguruan tinggi begitu tinggi, sehingga dianggap aneh jika tidak bekerja. Sementara lowongan kerja tidak kunjung datang. Belum lagi, posisi kita sebagai anak yang bisa jadi membebani orang tua baik secara fisik maupun psikis.

Lalu bagaimana cara mengatasinya? Adakah jalan keluar?

Lowongan Kerja Tidak Akan Menghampiri Anda

Lowongan kerja tidak akan datang kepada Anda, Anda harus mencarinya. Orang yang mencari kerja itu bukan hanya Anda, ada ribuan bahkan jutaan orang diluar sana yang sedang mencari kerja seperti Anda. Jadi, jangan berharap lowongan menghampiri Anda. Anda harus melangkah keluar, menyambut lowongan tersebut.

Tidak, tidak cukup dengan mengirim surat lamaran kerja kepada perusahaan yang memasang iklan. Mengirim surat lamaran kerja itu hanya salah satu cara mendapatkan kerja, masih ada cara-cara lain yang perlu Anda lakukan. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa peluang pekerjaan sebenarnya lebih banyak datang dari jaringan, bukan iklan.

Saya sering mendapatkan tawaran kerja, dari teman-teman saya. Padahal saya tidak sedang mencari kerja. Artinya jaringan memegang peranan penting untuk mendapatkan lowongan kerja. Pertama tingkatkan silaturahim Anda, mungkin selama ini masih kurang. Yang kedua, jual diri Anda. Bisa jadi, jika Anda kurang mendapatkan tawaran, karena nilai jual Anda masih kurang. Ketiga tingkatkan kemampuan komunikasi Anda. Termasuk bagaimana cara “menjual diri” yang jitu.

Kuncinya belajarlah untuk mendapatkan peluang dan songsonglah lowongan kerja itu, bukan hanya ditunggu.
Selain Lowongan Kerja Ada Lowongan Bisnis

MLM? Please dech, jangan skeptis gitu.MLM hanya salah satunya. Anda bisa apa pun, menjual produk atau jasa. Banyak sekali peluang jika Anda mau membuka mata, tidak tertutup hanya pada lowongan kerja saja. Selama ini, mungkin Anda hanya fokus mencari kerja, padahal ada banyak lowongan bisnis yang Anda lewatkan.

“Tapi saya tidak punya modal.”

Ini adalah alasan klasik. Selalu saja, alasannya tidak punya modal.

“Saya memang tidak punya modal!”

Sssst, tidak usah marah. Anda bukan tidak punya modal, tetapi Anda tidak menyadari modal yang sebenarnya sudah Anda miliki. Uang atau modal capital hanya salah satu modal yang dibutuhkan. Tetapi Anda punya modal, hanya saja tidak disadari. Modal itu berupa tubuh Anda, pikiran Anda, waktu Anda, ilmu Anda, keterampilan Anda, dan sebagainya.

“Ya, tetapi tetap saja bisnis perlu uang.”

Jika memang demikian, maka gunakan modal yang Anda miliki saat ini untuk mendapatkan uang.

“Bagaimana caranya?”

Belajarlah. Setelah Anda belajar, ambil tindakan. Jika gagal coba lagi. Jangan nunggu ada orang yang “nyuapin” Anda. Anda sudah dewasa, punya modal, dan punya kemampuan. Berusahalah, jangan diam terpaku hanya kepada lowongan kerja yang tidak kunjung datang.

Tuesday, April 5, 2011

Sebelum kamu mengeluh

Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang
tidak baik,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak dapat
berbicara sama sekali

Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun
untuk dimakan.

Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang meminta-minta
di jalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada
tingkat yang terburuk didalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri anda.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada
Tuhan untuk diberikan teman hidup

Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor
karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya,
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat
yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti anda


Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa..


Kita semua menjawab kepada Tuhan


“Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam
kesusahan, Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan
bahwa kamu masih hidup !”


Life is a gift . .

Live it…

Enjoy it…

Celebrate it…

And fulfill it…


Cintai orang lain dengan perkataan dan perbuatanmu..
Cinta diciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan..
Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan,
karena anda menyayangi dan mencintai Mereka,
jadilah meraka CANTIK dan TAMPAN

Kecantikan bukan diwajah dan ketampanan bukan digagahnya seseorang,
tapi cantik dan tampan muncul dari HATI, disebut jg dengan Hati Nurani.

Monday, March 21, 2011

Penyebab Kegagalan

Anda tahu penyebab kegagalan Anda? Ya, setiap orang pernah mengalami kegagalan. Kemampuan memahami apa penyebab kegagalan Anda akan menjadikan diri Anda semakin cerdas dan bijak sehingga akan mampu berjalan kembali dengan lebih baik.

Untuk memahami penyebab kegagalan, diperlukan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Kita perlu menghindari pemikiran yang emosional sehingga tidak mampu menemukan penyebab kegagalan. Jika Anda tidak mampu menemukan penyebab atau akan permasalahan kegagalan Anda, maka Anda tidak akan mampu untuk memperbaikinya.

Artikel ini akan menjelaskan bagaimana menelusuri penyebab kegagalan, bahkan penyebab utama yang disebut dengan root cause sehingga jika kita bisa menemukannya dan mampu mengatasinya, kita akan berjalan lebih baik.
Hindari Penyebab Kegagalan Emosional

Perlu dipahami, Anda harus membedakan antara intuitif dan emosional. Intuitif bisa memberikan solusi, tetapi tidak dengan emosional yang sering kali hanya membela ego sendiri. Jika pikiran Anda fokus untuk membela ego sendiri, maka Anda akan selalu menganggap bahwa masalah ada di luar, termasuk ada di luar kendali Anda. Jika sebuah masalah berada di luar, maka kita tidak akan pernah bisa mengatasinya. Anda akan mengalami kegagalan yang sama terus menerus akhirnya Anda menyerah dan malas untuk berusaha lagi.

Contoh-contoh penyebab emosional diantaranya:

* menyalahkan orang lain
* menyalahkan kondisi
* menyalahkan peristiwa
* menyalahkan pemerintah
* menyalahkan saingan
* menyalahkan masyarakat
* menyalahkan takdir

Pokoknya, dia akan menyalahkan apa pun di luar dirinya. Jika masalah ada di luar Anda, maka Anda tidak akan bisa mengatasinya. Khusus untuk yang terakhir, menyalahkan takdir, ini akan menutup semua pikiran Anda untuk menemukan solusi. Toh, sudah takdir, apa pun yang dilakukan akan percuma.

Kalau kita tidak boleh mengalahkan apa yang ada di luar diri kita, apakah kita harus menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab kegagalan kita?

Mungkin banyak motivator yang mengatakan bahwa Anda harus menyalahkan diri sendiri secara mutlak.

Anda sulit menerimanya?

OK, jika Anda yakin masih ada faktor luar sebagai penyebab kegagalan, namun saya tetap mengajak Anda untuk tetap memulai memeriksa diri sendiri sebelum menyalahkan pihak luar. Ini akan memberikan pengalaman yang luar biasa, memberikan pelajaran, dan hikmah yang berharga dibandingkan Anda fokus menyalahkan pihak luar sebagai penyebab kegagalan Anda.
Ambilah Tanggung Jawab

Jika Anda ingin menjadi orang yang berpikiran maju, maka Anda harus mengambil tanggung jawab atas kegagalan Anda. Anda gagal karena Anda sendiri, karena kesalahan yang Anda lakukan.

Mari kita lihat, apa yang menyebabkan seseorang gagal?

Jawabannya adalah karena dia berhenti. Kata “berhenti” memiliki dua makna. Pertama berhenti bertindak untuk mencapai tujuannya. Kedua berhenti untuk menyesuaikan tujuannya dengan kondisi yang ada.

Saya rasa, Anda sudah paham dengan maksud yang pertama. Anda akan gagal jika Anda berhenti bertindak untuk mencapai tujuan Anda. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa seseorang berhenti bertindak?

Ada dua kemungkinan jawaban. Yang pertama karena dia tidak mengetahui apa lagi yang harus dilakukan. Yang kedua karena dia tidak mau lagi untuk bertindak. Namun jawaban pertama bisa digugurkan dengan seketika. Jika Anda tidak mengetahui apa yang harus Anda lakukan, maka seharusnya Anda mencari tahu. Berusaha agar Anda mengetahui apa yang harus Anda lakukan. Pertanyaanya adalah apakah Anda mau mencari tahu? Jadi intinya adalah kemauan.
Baru lagi nih saya posting. Kebetulan saya lagi browsing2 internet, dan saya menemukan artikel menarik di motivasiislami.com. Ini mengenai kegagalan. Kegagalan yang sering menjadi momok kita semua. Padahal tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan, dan tak ada kegagalan tanpa keberhasilan. Yang kita perlu rubah adalah pola pikir kita.. Artikel ini sangat membantu saya. Semoga ini juga bisa membantu yang lain. Enjoy and absorb at yout most comfortable space..

Jadi bisa kita simpulkan bahwa penyebab seseorang berhenti adalah karena sudah tidak ada kemauan.

Yang kedua, kadang, kita bisa berhenti karena memang kondisi yang tidak menguntungkan. Misalnya Anda memiliki tujuan untuk menjadi seorang PNS. Anda tidak berhenti untuk berusaha menjadi PNS dengan mengikuti ujian setiap tahun. Namun, Anda tetap gagal karena umur melewati batas syarat menjadi PNS. Dan Anda disebut gagal menjadi seorang PNS. Ya, Anda gagal menjadi seorang PNS jika Anda berhenti.

Anda memang tidak mungkin lagi untuk menjadi PNS karena umur sudah tua. Tetapi, Anda masih bisa menyesuaikan tujuan Anda dengan kondisi saat ini. Apa tujuan Anda sebenarnya menjadi PNS? Jika mau mengabdi kepada masyarakat, ada cara lain, meski Anda tidak menjadi PNS. Jika ingin mendapatkan pensiun, ada pihak ketiga yang bisa mengatur pensiun Anda. Pertanyaanya adalah apakah Anda mau menyesuaikan tujuan Anda? Ya, kembali kepada kemauan Anda sendiri.

Sunday, March 6, 2011

What is The Meaning of Gengsi?

Hmmm.. Saya mengetik ini di tengah-tengah cuaca bogor yang sedang hujan siang-siang. Sungguh suasana yang sangat nyaman kalau kita bisa menikmatinya. Kadang di tengah cuaca seperti ini saya merenung. Apa ya yang dilakukan oleh orang-orang di luar sana? Di kampung saya ini masih banyak anak-anak yang jadi ojek payung. Walaupun sudah tidak sebanyak dulu lagi. Mungkin gengsi ya? Hehehe..Saya suk tertawa sendiri mendengar kata ini. "Gengsi". Kata yang sangat akrab terutama di masyarakat kita.
Terus terang saya juga pernah mengalami sindrom ke"gengsi"an ini. Saya yang sering naik motor merasa kurang nyaman kalau naik angkot. Alasannya sebenarnya menggelikan. Saya tidak nyaman kalau duduk dempet-dempetan. Hahahaaa!! Padahal saya dulu kemana-mana naik angkot. Dan motor saya pun hanya Supra Fit yang kalau di jual harganya lebih murah dari laptop terbaru!! Hmm... Kadang kita suka melihat sesuatu lebih rendah dari kita dan kita "meninggikan" diri kita sendiri.
Contoh yang lebih besar bisa kita lihat pada kondisi masyarakat kita terutama kalangan terpelajar. Sering kita lihat yang sudah menggenggam gelar sarjana merasa "gengsi" kalau harus jualan. Merasa gengsi kalau tidak pake BB. Padahal kadang kita belum perlu-perlu amat. Yang parah anak SMA merasa ketinggalan jaman kalau hp-nya masih yang merek SE atau NOK. Maunya BB!! Sampai-sampai ada ekspatriat yang bingung kok hp bisnis dipake sama anak SMA. Hehhee..
Tapi saya tidak memukul rata ya itu cuma contoh saja kok. Kadang juga yang gengsi itu keluarga. Misalnya kita ingin merintis bisnis. Keluarga sering tidak setuju atau menakut-nakuti. Misalnya "Ngapain sih jualan mending kerja di bank "A". Atau "bisnis itu perlu modal. Kamu siap bayar utang?", dsb. Kalau dicerna lebih jauh sebenarnya itulah kondisi mental masyarakat kita. Kita lebih merasa nyaman dan aman bila kita kerja di sebuah kantor besar, dengan nama besar, dengan jabatan besar/tinggi, dibanding kita merintis dari nol, jualan pakai gerobak,atau kepanasan di atas motor.
Tapi itu pilihan kok. Saya menghargai teman-teman saya yang memilih menjadi karyawan. Karena memang semuanya kembali lagi kepada pilihan kita.
Saya juga dulu anti sama yang namanya MLM. Dan ketika saya bergabung di Avail saya tidak langsung aktif. Saya lebih ke arah menjual saja. Karena saya "gengsi" menawarkan ke orang lain untuk jadi member di bawah saya. Saya tidak suka dengan komentar orang yang bilang "Bisnis kamu MLM yaaaa..". Dan saya terpengaruh dengan kalimat "bisnis MLM itu bisnis rendahan".
Tapi setelah saya renungi, saya menyadari ternyata kegengsian itu berasal dari rasa "takut". Takut diomongin orang,takut ditolak, takut dicemooh, takut tidak dihargai, dll. Jadi terkadang rasa gengsi kita tidak berbeda jauh dari rasa ketakutan kita. Seiring berjalannya waktu saya banyak bertemu orang-orang yang sukses di MLM, baik di Avail atau di tempat lain, seperti DBS, Tupperware, K-Link, dsb,pandangan saya berubah. Kalau banyak yang sukses maka buat apa kita takut?? Memang banyak yang tidak berhasil di bisnis ini. Tapi itu bukan alasan, karena banyak juga kok yang tidak berhasil di bisnis konvensional. Banyak pengusaha atau toko yang gulung tikar tapi kita tidak tahu saja. Yang penting balik lagi ke tujuan kita. Kita mau sukses atau tidak? Lagipula di MLM investasi yang kita keluarkan tidak seberapa. Kalu mau hitung-hitungan modal, modal untuk MLM rata-rata paling tinggi itu hanya 5 Jutaan. Bayangkan 5 juta itu kalau mau buka toko apa cukup? dan 5 juta itu tidak langsung kok, karena kita bisa memulai investasi dari hanya ratusan ribu saja. Di Avail pun sangat murah. Daftar member cuma 60.000 perak. Dan minimal belanja dari satu bal yang harganya cuma 250 ribuan juga bisa. Gak ada modal juga buat belanja? Pinjam saja dulu stoknya ke upline kita!!!Kalau kita semangat dan sungguh-sungguh bisa langsung kita lunasi dalam waktu 2-3 hari.
Banyak jalan menuju Roma. Banyak cara kalau kita ingin sukses. Yang penting kita jauh-jauh deh dari namanya "gengsi". Jualan kita ditolak? Ahhh makin banyak ditolak itu sebenarnya mengasah skill dan kesabaran kita kok. Karena dibalik penolakan maka akan ada jalan yang mengantarkan kita ke penerimaan. Satu saja bekal kita: percaya!! Jadi Anda percaya atau tidak? Kalau saya sih PERCAYA!!!.
Dan saya ingat ucapan pak Mario Teguh: "Batas tertinggi penghasilan dari karyawan adalah gaji dari atas, tapi batas pengusaha hanya dirinya sendiri". Jadi mau jadi sebesar apakah diri kita? Kita yang menentukan sendiri. Mudah-mudahan tulisan ini menjadi motivasi terutama buat saya yang menulisnya, hehehe... Semangat teruuuusss!!! SAY NO TO GENGSI!!!

Friday, February 25, 2011

Waktu Terus Berjalan..

Toni dan Dedi telah lama menganggur. Bekerja tidak, bisnis pun tidak. Pekerjaan mereka sehari-hari hanya mengobrol di pos ronda sambil main catur. Saat mereka sedang asik main catur, tiba-tiba ada seorang perempuan cantik lewat.

Toni langsung melihat perempuan itu dengan penuh kekaguman,

“Wow, cantik bener…. ” sambil terus melihatnya.

“Eh, jangan melihat terus, dosa tuch…” kata Dedi.

“Astaghfirullah”, kata Toni sambil langsung memalingkan wajah ke papan catur.

“Ton, kamu harus cepat menikah tuch… Usia kamu kan sebentar lagi sudah kepala tiga.” kata Dedi.

“Iya yah… biar mata saya tidak jelalatan lagi. Banyak dosa nich…” katanya sambil tersenyum.

“Ahamdulilah, kamu sadar. Takut dosa.” kata Dedi sambil tersenyum juga.

“Kamu sendiri?”, kata Toni balik menyerang.

“Saya sendiri kan tidak jelalatan kayak kamu.” kata Dedi menimpali dengan cepat.

“Tapi tetap saja harus segera menikah, itu kan saran Rasulullah saw bagi pemuda seusia kita. Masa harus puasa terus, sementara usia semakin hari semakin tua.”

Kondisi menjadi hening… mereka kembali melihat papan catur. Permainan menjadi hampa dan tidak menarik lagi. Selain karena mereka main catur setiap hari, pikiran mereka melayang kemana-mana. Mereke mulai terusik dengan nasib mereka sendiri.

“Iya yah, kita harus segera menikah, itu kan setengah agama. Tapi, siapa yang mau kepada kita yang pengangguran ini.” kata Toni memecah keheningan.

Tapi Dedi tidak memberikan respon. Matanya terus tertuju ke papan catur. Sepertinya dia sedang memikirkan langkah selanjutnya untuk mengalahkan Toni. Tapi….

Dia tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya. Kemudian matanya dialihkan melihat jalanan yang ramai dengan lalu lalang kendaraan, orang berangkat kerja, dan pedagang. Tapi tatapannya kosong. Kemudian dia berkata,

“Waktu berjalan terus. Banyak yang harus kita lakukan, seperti menikah. Banyak yang kita inginkan, seperti mata pencaharian. Namun bagaimana semua itu bisa kita miliki jika kita tetap seperti ini? Kita tidak mungkin bisa mengubah nasib jika kita tidak bisa mengubah cara hidup kita.”

“Mungkin sudah nasib kita…” jawab Toni yang menyandarkan tubuhnya ke dinding pos ronda.

“Iya, ini memang nasib kita. Nasib yang kita bentuk dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan selama ini. Bagaimana jika kebiasaan kita ubah? Dengan kebiasaan yang bermanfaat, produktif, atau menghasilkan uang?” kata Dedi.

“Iya… tapi apa?” sambil tetap bersandar.

“Saya juga belum tau.” jawab Dedi sambil membereskan papan catur. Sepertinya permainan catur sudah benar-benar tidak menarik lagi bagi mereka saat itu.

“Ah kamu…” ketus Toni.

“Untuk itulah kita cari tau.” jawab Dedi sambil melangkah pergi.

“Hei… mau kemana?” tanya Toni heran.

“Mau ke rumah paman saya, kali saja ada sesuatu yang bermanfaat yang bisa saya lakukan.” jawab Dedi sambil tetap melangkah.

“Saya juga mau, tunggu…” kata Toni sambil buru-buru menyusul temannya itu.

Wednesday, January 26, 2011

Jiwa Enterpreneurship Nabi Muhammad SAW (Bukan bermaksud sara hanya ingin berbagi untuk direnungi)

Pagi-pagi buta ini saya searching di web dan iseng mengunjungi web forum terbesar di Indonesia, saya menemukan postingan yang sangat menarik. Ini mengenai jiwa wirausaha Rasulullah SAW. Saya bukan bermaksud sara dengan mengangkat topik ini. Tapi saya ingin berbagi dan ingin memberikan pemahaman bahwa negara kita yang mayoritas muslim ini tapi kebanyakan penduduknya "ingin" menjadi karyawan. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah enterpreneur sejati. Dan Anda pasti ingat bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Menjadi karyawan adalah pilihan, tetapi bukankah lebih bermakna bila kita bisa menjadi "tangan yang diatas"? Dalam artian Andalah yang membuka peluang-peluang untuk orang lain. Bukan menjadi "tangan di bawah" dalam artian menerima gaji saja. Saya tidak bermaksud menyinggung siapapun, karena hidup adalah pilihan. Saya sangat menghormati rekan-rekan yang memilih menjadi karyawan. Tapi semoga postingan ini bisa menjadi bahan pertimbangan dan renungan. Sekali lagi apapun pilihan Anda, saya sangat menghargai. Yuk kita baca uraian di bawah ini bersama-sama:
Dari beberapa literatur yang didapat, betapa jiwa entrepreneurship Rasulullah di bidang wirausaha begitu mendominasi, sehingga beliau berkembang menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa entrepreneur, dan keterampilan manajemen yang baik untuk mengelola sebuah dakwah, sebuah sistem yang bertata nilai kemuliaan Al Islam.
Pada waktu Rasulullah masih kecil, beliau sudah mempunyai sebuah proyek untuk menjaga kehormatan harga dirinya agar tidak menjadi beban bagi kehidupan ekonomi pamannya, Abu Thalib, yang memang tidak tergolong kaya. Beliau mendapat upah dari menggembalakan beberapa ekor kambing miliki orang lain, yang secara otomatis mengurangi biaya hidup yang harus ditanggung oleh pamannya ini. Pada usia 12 tahunan, sebuah usia yang relatif muda, beliau melakukan perjalanan dagang ke Syiria bersama Abu Thalib. Beliau tumbuh dewasa di bawah asuhan pamannya ini dan belajar mengenai bisnis perdagangan darinya. Bahkan ketika menjelang dewasa dan menyadari bahwa pamannya bukanlah orang berada serta memiliki keluarga besar yang harus diberi nafkah, Rasulullah mulai berdagang sendiri di kota Mekkah. Bisnisnya diawali dengan sebuah perdagangan taraf kecil dan pribadi, yaitu dengan membeli barang dari satu pasar dan menjualnya kepada orang lain.
Aktivitas bisnis lainnya dengan sejumlah orang di kota Mekkah pun dilakukan. Dengan demikian ternyata Rasulullah telah melakukan aktivitas bisnis jauh sebelum beliau bermitra dengan Khadijah. Dan inilah yang membuahkan pengalaman yang tak ternilai harganya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan pada diri Rasulullah. Ciri yang sangat khas dari aktivitas bisnis yang dilakukan oleh Rasulullah waktu itu adalah beliau sangat terkenal karena kejujurannya dan sangat amanah dalam memegang janji. Sehingga tidak ada satupun orang yang berinteraksi dengan beliau kecuali mndapat kepuasan yang luar biasa. Dan ini merupakan sebuah nuansa dengan pesona tersendiri bagi warga Jazirah Arab. apalagi kemuliaan akhlaknya seakan menebarkan pesona indah kepribadiannya. Pun ketika beliau tidak memiliki uang untuk berbisnis sendiri, ternyata beliau banyak menerima modal dari orang-orang kaya Mekkah yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka miliki berdasarkan kerjasama. Tiada lain karena sejak kecil Rasulullah telah dikenal oleh penduduk Mekkah sangat rajin dan penuh percaya diri. Dikenal pula oleh kejujuran dan integritasnya dibidang apapun yang dilakukannya. Tak berlebihan bila penduduk Mekkah memanggilnya dengan sebutan Shiddiq (jujur) dan Amin (terpercaya). Salah seorang pemiliki modal itu adalah Khadijah, yang kelak menjadi istri beliau, yang menawarkan suatu kemitraan berdasarkan sistem bagi hasil (profit sharing). Dan, subhanallaah, kecakapan Rasulullah dalam berbisnis telah mendatangkan keuntungan, dan tidak satupun jenis bisnis yang ditanganinya mendapat kerugian. Selama bermita dengan Khadijah inilah Rasulullah telah melakukan perjalanan dagang ke pusat bisnis di Habasyah (Ethiopia) dan Yaman. Beliau pun empat kali memimpin ekspedisi perdagangan untuk Khadijah ke Syria dan Jorash.
Diantara hal yang terus menerus harus kita teladani dari Rasulullah dalam interaksi bisnisnya adalah beliau sangat menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliannya dalam proses interaksi bisnisnya ini. Bisnis bagi Rasulullah SAW tidak hanya sebatas perputaran uang dan barang, tapi ada yang lebih tinggi dari semua itu, yaitu mejaga kehormatan diri. Sehingga keuntungan apapun dari setiap transaksi yang beliau dapatkan, maka kemuliaannya justru semakin menjulang tinggi. Semakin dihormati, semakin disegani dan ini menjadi aset tak ternilai harganya yang mendatangkan kepercayaan dari para pemilik modal. Dengan kata lain, modal terbesar dari seorang yang menjadi pengusaha sukses, pemimpin sukses, atau ilmuwan sukses dalam disiplin ilmu apapun, ternyata jiwa entrepreneur ini harus dikembangkan sejak awal.
Pembangunan harga diri, pembangunan etos kerja, pembangunan karir kehormatan sebagai seorang jujur yang terbukti teruji dan sangat amanah terhadap janji-janji, jikalau hal ini ditanamkan, dilatih sejak awal maka akan membuahkan kepribadian yang sangat bermutu tinggi dan ini menjadi bekal kesuksesan bekerja dimanapun atau kesuksesan mengemban amanah jenis apapun. Dan yang paling perlu digaris bawahi, Rasulullah SAW mengadakan transaksi bisnis sama sekali tidak untuk memupuk kekayaan pribadi, tetapi justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnisnya dengan etika yang tinggi dan hasil yang didapat justru untuk didistribusikan ke sebanyak umat. Sehingga kesuksesannya mampu membawa banyak dampak positif, yaitu kesuksesan dan kesejahteraan bagi umat yang lainnya. Dan inilah yang menyebabkan kepribadian junjungan kita, Rasullah SAW begitu monumenatal, baik dalam mencari nafkah maupun dalam menafkahkan karunia rizki yang diperolehnya.

Sunday, January 23, 2011

Kisah Tukang Becak (Inspiratif untuk semua)

Tukang Becak Berpenghasilan 9 juta/bln

Sumber: Wirausaha&Keuangan, Edisi 54/2007

Coba kita lupakan segenap teori canggih dunia marketing maupun teori tentang punya bisnis sendiri. Sementara banyak orang yang masih harus bergelut dalam kesibukan marketing/kesibukan bisnis setiap hari setelah 10 tahun bekerja atau berbisnis, mari kita simak kisah ilustrasi seorang tukang becak tamatan SD yang sudah mencapai ”financial freedom” setelah bekerja hanya + 5 Tahun saja, dengan ”pasif income” Rp9 juta/bulan. Ikuti jalan aliran bisnisnya.

Becak pertama. Seorang tukang becak motor berpenghasilan bersih Rp60 ribu/hari. Biaya hidupnya + Rp30 ribu. Lalu ia berjuang untuk konsisten menabung Rp30 ribu/hari. Dalam tempo 400 hari, ia mampu membeli becak kedua yang harganya Rp12 juta/unit. Becak kedua, ia sewakan dengan tarif Rp30 ribu/hari. Sekarang ia bisa menabung Rp60 ribu/hari. Dalam tempo 200 hari ia mampu membeli becak ketiga. Begitu seterusnya ia lakukan dalam mengelola bisnisnya, hingga ia mampu membeli becak ke sepuluh dan ia pensiun. Kini ia menikmati penghasilan Rp300 ribu/hari, atau Rp9 juta/bulan. Jika ditotal semua usahanya tsb hanya dicapai dalam tempo 3,2 tahun saja. Ini LOGIS dan bisa TERJADI.

Sekarang bandingkan dengan banyak profesional tamatan S1 ataupun S2, atau bandingkan dengan para pengusaha yang masih harus bergelut dengan kesibukan mencari nafkah setiap hari. KONTRAS SEKALI bukan.

Ternyata kunci suksesnya terletak pada bagaimana kita mampu menduplikasi bisnis. RAHASIANYA: jalankan bisnis yang mudah diduplikasikan, dan tidak perlu keterlibatan kita secara penuh dalam bisnis tersebut. Contoh: ikuti bisnis franchise yang berpotensi, beli asset lalu sewakan asset tsb, dsb.

Bayangkan seorang marketer jenius/pebisnis jenius sekalibur Schultz (ia baru dijuluki jenius setelah sukses, tetapi saat pertama kali menawarkan ide bisnis menjual secangkir kopi seharga puluhan ribu rupiah, ia diteriaki gila dan ditolak ratusan orang). Kini hasilnya luar biasa, kedai kopi pertama (Starbucks) yang dibangun Schultz tahun 1985, menjelma menjadi lebih dari 10.000 lebih toko di tahun 2007, dan tersebar di seluruh dunia. Dan terus berlipat ganda setiap tahun sampai sekarang. ANDA pun BISA.

Pikirkan BISA dan anda pasti BISA ..!!

Seekor gajah yang diikat kakinya sejak kecil dengan seutas rantai sepanjang 4 meter, ketika dia dewasa dia tidak akan melangkah keluar dari area lingkaran 4 meter walaupun rantainya sudah diganti dengan seutas benang. Itu bukan cerita, itu kisah nyata.

Kita sebagai manusia yang berakal budi ternyata juga mengalami trauma yang sama. Teman saya sejak kecil tidak berani mengendarai sepeda, ketika kami remaja dan suka keliling kota dengan sepeda motor, dia selalu dibonceng teman lainnya, setelah kami dewasa beberapa teman mulai memakai mobil untuk aktivitasnya, tapi teman saya itu tetap tidak berani mengendarai apapun.

Anda jg pasti punya teman yg tidak pernah mau mencoba mengendarai sepeda/sepeda motor, apalagi mobil, selalu takut & merasa bahwa mengendarai motor atau mobil adalah sesuatu yg sangat sulit. Istri teman saya bisa mengendarai mobil, setiap hari dia menggunakan mobil untuk antar jemputnya ke dan dari sekolah, tapi dia hanya berani

menggunakannya di dalam kompleks ( Kelapa Gading Jakarta ), selama lebih dari 5 tahun tidak pernah sekalipun dia berani mengendarai mobil keluar dari Kelapa Gading.

Suatu hari anaknya sakit dan masuk rumah sakit di Sunter diluar Kelapa Gading, dan suaminya sedang tugas di luar kota. Terpaksa dia mengendari mobilnya pergi ke rumah sakit tersebut, dan sejak saat itu dia berani mengendarai mobilnya kemana saja, termasuk pulang pergi ke bandung.

Ada staff di bagian keuangan yang sudah bekerja 5 tahun, tidak pernah bisa meraih promosi jabatan karena disana adalah jabatan fungsional yang buntu dengan jenjang karir, ketika saya tawarkan jabatan di bagian marketing, dia tidak berani mengambilnya karena merasa tidak mampu menjadi orang marketing.

Ada seorang salesman yang sudah bekerja 10 tahun, prestasinya bagus, disegani teman temannya, bahkan jadi tempat bertanya atasannya. Ketika ditawari jabatan supervisor dia menolak karena dia takut dengan pekerjaan administrasi dan takut kalau nanti suatu hari naik lagi jadi distrik manager yang sarat dengan tugas tugas di atas meja, dia merasa tidak bisa mengerjakan pekerjaan adminitrasi.

Dear teman2 sekalian, coba anda lihat diri anda sendiri, adakah seutas benang yang memhambat diri anda saat ini? Putuskan benang itu, bergeraklah maju lebih dari lingkaran yang selama ini mengurung anda.

Anda pasti bisa kalau anda berpikir anda bisa, anda akan gagal kalau anda selalu berpikir anda akan gagal. Peluang demi peluang muncul setiap hari, dan karena selama ini anda menutup mata anda, telinga anda, pikiran anda, diri anda, hidup anda, maka peluang itu menjadi bukan peluang, lewat begitu saja.

Mulailah melangkah sedikit demi sedikit kalau anda masih gamang, lalu berlari cepat setelah anda lebih yakin lagi. Jangan sia siakan setiap peluang untuk maju, untuk berhasil, demi diri anda sendiri